Menurut
Berbagai Pendapat Ahli
Menurut Connoly (2002,p16), Database Management System adalah sistem
software yang dapat mendefinisikan, membuat, memelihara dan mengontrol
akses ke basis data.
Fasilitas yang disediakan oleh DBMS adalah:
· Dapat mendefinisikan basis data dengan menggunakan Data Definition
Language (DDL). DDL dapat memberi fasilitas kepada pengguna untuk
menspesifikasikan tipe data, struktur dan batasan aturan mengenai data yang
bisa disimpan ke dalam basis data.
· Pengguna dapat menambah, mengedit, menghapus dan mendapatkan kembali data
dengan menggunakan data manipulation language.
· Dapat mengontrol akses ke basis data, yaitu mencegah pengguna tanpa
otoritas, sistem integrasi untuk memelihara konsistensi penyimpanan data,
sistem control untuk memperbolehkan pengguna untuk akses, sistem kontrol
untuk pengembalian data yang bisa mengembalikan data ke keadaan semula apabila
ada kegagalan software atau hardware, catalog yang dapat
diakses pengguna yang mendeskripsikan data dalam basis data.
Keuntungan:
· Konsistensi data
· Pengontrolan duplikasi data
· Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama
Perancangan basis data merupakan proses menciptakan perancangan untuk basis
data yang akan mendukung operasi dan tujuan perusahaan (Connolly,2002,p279).
Dalam merancang suatu basis data, digunakan metodologi-metodologi yang membantu
dalam tahap perancangan basis data. Metodologi perancangan adalah pendekatan
struktur dengan menggunakan prosedur, teknik, alat, serta bantuan dokumen untuk
membantu dan memudahkan dalam proses perancangan. Dengan menggunakan teknik
metode disain ini dapat membantu dalam merencanakan, mengatur, mengontrol, dan
mengevaluasi database development project (Connolly,2002,p418).
Proses dalam metodologi perncangan dibagi menjadi tiga tahap :
1. Conseptual Database Design
2. Logical Database Design
3. Physical Database Design
Conceptual Database Design
Conceptual database design adalah proses membangun
suatu model berdasarkan informasi yang digunakan oleh perusahaan atau
organisasi, tanpa pertimbangan perencanaan fisik (Connolly,2002,p419).
Langkah pertama : Membuat local conceptual data model untuk setiap
pandangan yang spesifik.Local conceptual data model terdiri dari :
a. Entitiy types
Menurut Connoly (2002,p331), entity types adalah kumpulan objek yang
mempunyai karakteristik yang sama, dimana telah diidentifikasi oleh
perusahaan.Menurut Silberschatz (2002,p27), entity types adalah kumpulan
dari entity yang memiliki tipe dan karakteristik yang sama.
Entity dapat dibedakan menjadi dua yaitu :
è Strong Entity : entity yang keberadaannya tidak
tergantung kepada entity lain (Fathansyah,1999,p94).
è Weak entity : entity yang keberadaannya
tergantung dari entity lain (Fathansyah,1999,p94).
Contohnya adalah entity mahasiswa dan orang tua. Dimana mahasiswa
merupakan strong entitydan orang tua merupakan weak entity
karena keberadaan entity orang tua tergantung dari entitymahasiswa.
b. Relationship types
Menurut Connolly (2002,p334) definisi dari relationship types adalah
kumpulan antar entity yang saling berhubungan dan mempunyai arti.
c. Attribute dan attribute domains
Attribute adalah karakteristik dari suatu entity
atau relasi (Connolly,2002,p338). Setiap attributediperbolehkan untuk
memiliki nilai yang disebut dengan domain. Attribute domains
adalah kumpulan dari nilai-nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih attribute.
Ada beberapa jenis dalam attribute :
è Simple attribute dan Composite
attribute
Simple attribute adalah attribute
yang terdiri dari komponen tunggal dimana attributetersebut tidak dapat
dipisahkan lagi, sedangkan composite attribute adalah attribute
yang masih dapat dipisahkan menjadi beberapa bagian. Contoh dari simple
attribute adalah nama_barang sedangkan untuk composite attribute
adalah alamat pada entity mahasiswa, karena dalam alamat bisa dibagi
menjadi bagian entiti jalan, entiti kode_pos dan entiti kota
(Silberchatz,2002,p29).
è Single-valued attribute dan Multi-valued
attribute
Single-valued attribute adalah attribute
yang memiliki satu nilai pada setiap entity, sedangkan multi-valued
attribute adalah attribute yang mempunyai beberapa nilai pada setiap
entity (Connolly,2002,p340). Contoh dari single-valued attribute
adalah Nim, nama_Mhs, tanggal_lahir, dan lain-lain. Sedangkan untuk multi-valued
attribute contohnya adalah jam_pelajaran, hobi, dan lain-lain.
è Derived attribute
Derived attribute merupakan attribute
yang nilai-nilainya diperoleh dari hasil perhitungan atau dapat diturunkan dari
attribute lain yang berhubungan (Silberschatz,2002,p30). Contohnya
adalah attribute umur pada entity mahasiswa dimana attribute
tersebut diturunkan dari attribute tanggal_lahir dan tanggal_hari_ini.
d. Primary key dan alternate keys
Primary key adalah key yang telah menjadi candidate
key yang dipilih secara unik untuk mengidentifikasi suatu entity types.
Candidate key adalah kumpulan attribute minimal yang unik untuk
mengidentifikasikan suatu entity types (Connolly,2002,p340).
Alternate key adalah key yang digunakan sebagai
alternatif dari key yang telah didefinisikan (Fathansyah,1999,p104).
e. Integrity constraints
Integrity constraints adalah batasan-batasan
yang menentukan dalam rangka melindungi basis data untuk menghindari terjadinya
inconsistent. (Connolly,2002,p457).
Pada tahap conceptual model, langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi entity types
Bertujuan untuk menentukan entity types utama yang dibutuhkan.
Menentukan entity dapat dilakukan dengan memeriksa user’s requirement
specification. Setelah terdefinisi, entitydiberikan nama yang tepat
dan jelas seperti mahasiswa, dosen, mata_kuliah.
b. Mengidentifikasikan relationship types
Bertujuan untuk mengidentifikasi suatu relationship yang penting
yang ada antar entity yang telah diidentifikasi. Nama dari suatu relationship
menggunakan kata kerja seperti mempelajari, memiliki mempunyai dan lain-lain.
c. Mengidentifikasi dan menghubungkan attribute dengan entity
atau relationship types
Bertujuan untuk menghubungkan attribute dengan entity atau relationship
yang tepat. Attributeyang dimiliki setiap entity atau relationship
memiliki identitas atau karakteristik yang sesuai dengan memperhatikan attribute
berikut : simple/composite attribute, single/multi-valued attribute dan
derived attribute.
d. Menentukan attribute domain
Bertujuan untuk menentukan attribute domain pada conceptual data
model. Contohnya yaitu menentukan nilai attribute jenis_kelamin pada
entity mahasiswa dangan ‘M’ atau ‘F’ atau nilaiattribute sks pada
entity mata_kuliah dengan ‘1’, ’2’, ‘3’ dan ‘4’.
e. Menentukan candidate key dan primary key attributes
Bertujuan untuk mengidentifikasi candidate key pada setiap entity
dan memilih primary key jika ada lebih dari satu candidate key.
Pemilihan primary key didasari pada panjang dari attribute dan
keunikan key di masa datang.
f. Mempertimbangkan penggunaan enhance modeling concepts (pilihan)
Pada langkah ini bertujuan untuk
menentukan specialization, generalization, aggregation,composition.
Dimana masing-masing pendekatan dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang
ada.
Specialization dan generalization adalah proses
dalam mengelompokan beberapa entity dan menghasilkan entity yang
baru. Beda dari keduanya adalah cara prosesnya, dimana spesialisasi menggunakan
proses top-down dan generalisasi menggunakan proses bottom-up.
Aggregation menggambarkan sebuah entity types
dengan sebuah relationship types dimana suatu relasi hanya akan ada jika
telah ada relationship lainnya.
g. Mengecek redundansi
Bertujuan untuk memeriksa conceptual model untuk menghindari dari
adanya informasi yang redundan. Yang dilakukan pada langkah ini adalah :
ü Memeriksa kembali one-to-one relationship.
Setelah entity diidentifikasikan maka kemungkinan ada dua entity
yang mewakili satu objek. Untuk itu dua entity tersebut harus di-merger
bersama. Dan jika primary key-nya berbeda maka harus dipilih salah satu
dan lainnya dijadikan alternate key.
ü Menghilangkan relasi yang redundansi.
Untuk menekan jumlah model data, maka relationship data yang
redundan harus dihilangkan.
h. Memvalidasi conceptual model dengan transaksi.
Bertujuan untuk menjamin bahwa conceptual data model mendukung
kebutuhan transaksi. Dengan menggunakan model yang telah divalidasi tersebut,
dapat digunakan untuk melaksanakan operasi secara manual. Ada dua pendekatan
yang mungkin untuk mejamin bahwalocal conceptual data model mendukung
kebutuhan transaksi yaitu :
ü Mendeskripsikan transaksi
Memeriksa seluruh informasi (entities, relationship, dan attribute)
yang diperlukan pada setiap transaksi yang disediakan oleh model dengan
mendokumentasikan penggambaran dari tiap kebutuhan transaksi.
ü Mengunakan transaksi pathways
Pendekatan kedua, untuk memvalidasi data model dengan keperluan transaksi
yang melibatkan diagram yang mewakili pathways diambil dari tiap
transaksi secara langsung yang terdapat pada E-R diagram menggambarkan
komponen-komponen dari entity dan relasi yang masing-masing dilengkapi
dengan attribute-attribute yang merepresentasikan seluruh fakta dari real-world
yang kita tinjau (Fathansyah,1999,p79). Sedangkan menurut Silberschartz
(2002,p42), E-R diagram dapat menyatakan keseluruhan struktur logical
dari basis data dengan menggunakan bagan.
i. Melihat kembali conceptual data model dengan pengguna.
Bertujuan untuk melihat kembali conceptual model dan memastikan
bahwa data model tersebut sudah benar.
Logical Database Design
Logical database design adalah proses pembuatan
suatu model informasi yang digunakan pada perusahan berdasarkan pada model data
yang spesifik, tetapi tidak tergantung dari Database Management System
(DBMS) yang khusus dan pertimbangan fisik yang lain (Connolly,2002,p441).
Langkah keempat : Menterjemahkan global logical data model untuk
target DBMS. Bertujuan untuk menghasilkan skema basis data relasional dalam global
logical data model yang dapat diimplemetasikan ke DBMS.
Pada perancangan model physical, langkah-langkahnya adalah :
a. Merancang basis relasional
Dalam memulai merancang physical design, diperlukan
untuk mengumpulkan dan memahami informasi tentang relasi yang dihasilkan dari logical
database design. Informasi yang penting bisa didapatkan dari kamus data dan
DDL.
b. Merancang representasi dari data yang diperoleh
Bertujuan untuk menentukan bagaimana setiap data yang diperoleh mewakili global
logical data model ke dalam DBMS.
c. Merancang enterprise constraints
Pada langkah ini bertujuan untuk merancang batasan-batasan yang ada pada
perusahaan.
Langkah kelima : Merancang representasi physical. Bertujuan untuk
menentukan organisasi file yang optimal untuk penyimpanan dan menentukan indeks
yang dibutuhkan untuk meningkatkan performa.
Terdapat tiga faktor yang memungkinkan digunakannya representasi physical
:
1. Transaction throughput
2. Response time
3. Disk storage
Dalam langkah kelima ini perlu untuk memahami system resources untuk
meningkatkan performa basis data.
·
Main memory
Dengan semakin besar main memory yang ada maka akan dapat
meningkatkan performa DBMS dan aplikasi basis data yang digunakan.
·
CPU
CPU mengontrol tugas-tugas dari system resources lain dan
mengeksekusi prosesnya.
·
Disk I/O
Dengan menggunakan DBMS yang besar, maka disk I/O yang diperlukan
sangat signifikan dalam menyimpan dan mengambil data. Untuk menghindari
kemacetan transfer data, maka :
ØFile sistem operasi harus dipisahkan dari file
basis data.
ØFile utama basis data harus dipisahkan dari file
indeks.
ØFile recovery log harus dipisahkan
dari basis data yang sedang tidak digunakan.
·Network
Ketika jumlah data yang ditransfer telah banyak, maka dengan menggunakan network
sangat dianjurkan. Selain itu juga untuk menghindari dari kemacetan dalam
mentransfer data.
Pada langkah kelima ini, tahapan-tahapannya adalah :
1.
Menganalisis transaksi
Bertujuan untuk mengerti fungsi dari transaksi yang dijalankan pada basis
data dan menganalisa transaksi yang penting. Kriteria kemampuan yang harus
diidentifikasikan dalam menganalisa transaksi adalah :
ü Transaksi dapat berjalan secara sering dan akan mempunyai dampak yang
signifikan pada performa.
ü Transaksi yang kritis pada operasi dan bisnis.
ü Waktu selama sehari atau seminggu ketika akan ada permintaan yang tinggi
pada saat basis data dibuat.
1.
Memilih file organisasi
Bertujuan untuk menyimpan data secara tepat ke tempat penyimpanan data. Ada
beberapa pilihan struktur penyimpanan (Silberschatz,2002,p422), yaitu :
ü Heap
ü Hash
ü Sekuensial berindeks
ü Clusters
1.
Memilih indeks
Bertujuan untuk meningkatkan performa dalam suatu sistem basis data. Salah
satu pendekatan untuk memilih organisasi file yang cocok untuk relasi
adalah untuk menyimpantuples yang tidak disimpan dan dibuat sebanyak secondary
indexes sebagaimana diperlukan. Oleh karena itu, atribut yang digunakan
adalah:
ü Atribut yang sering digunakan untuk join operations untuk membuat
lebih efisien.
ü Atribut yang sering dipesan untuk mengakses tuples pada suatu relasi
didalam urutan yang menunjukkan atribut.
1.
Memperkirakan kebutuhan ruang penyimpanan
Bertujuan untuk memperkirakan jumlah ruang penyimpanan yang akan diperlukan
dalam basis data. Perkiraannya didasari pada ukuran setiap tabel dalam suatu relasi. Contohnya dalam lima tahun
mendatang berapa kapasitas hard disk yang dibutuhkan untuk menampung
data.
Langkah keenam : Merancang pandangan pengguna. Bertujuan untuk merancang
pandangan pengguna yang telah diidentifikasi selama mengumpulkan kebutuhan dan
menganalisis langkah dari relasional Database Application Lifecycle.
Contohnya pada branch terdiri dari direktur dan manajer pandangan.
Langkah ketujuh : Merancang keamanan. Dalam sebuah sistem basis data,
keamanan adalah elemen yang sangat penting mengingat isi dari basis data berupa
informasi yang sangat penting. menurut Silberschatz (2002,p239) ukuran keamanan
yang dapat diambil untuk melindungi basis data antara lain dari segi :
·
Sistem basis data : ada beberapa pengguna berwenang yang dizinkan untuk
mengakses bagian basis data tertentu dan ada para pengguna yang lain hanya
diizinkan untuk membaca data yang diinginkannya, tetapi tidak punya hak untuk
mengubahnya. Kewajiban dari sistem basis data ini adalah menjaga batasan
seperti di atas tetap terjaga.
·
Sistem operasi : tidak peduli betapa aman sistem basis datanya, apabila
terjadi kelemahan dalam sistem operasi. Hal ini sama artinya dengan adanya
akses yang tidak diinginkan dalam basis data. Jadi tingkat keamanan perangkat
lunak dalam sistem operasi sangatlah penting seperti halnya keamanan yang
dilakukan secara fisik.
·
Jaringan : seluruh sistem basis data memperbolehkan untuk mengakses lewat
terminal atau jaringan, keamanan software-level dalam software
jaringan sangat penting sebagai keamanan fisik, keduanya dibutuhkan dalam
internet dan jaringan pribadi.
·
Fisik : situs yang mengandung sistem komputer harus secara fisik aman dari
entri secara diam-diam dan bahaya oleh para penyelundup.
·
Manusia : otorisasi pada pengguna harus dilakukan secara hati-hati untuk
mengurangi adanya kejadian dimana pengguna yang berwenang memberikan akses
kepada orang lain dengan imbalan suap atau lainnya.
Langkah kedelapan : Mempertimbangkan pengenalan dan redundansi kontrol.
Pada langkah physical database design ini mempertimbangkan denormalisasi
skema relational untuk meningkatkan performa. Hasil dari normalisasi
adalah perancangan basis data logikal secara structural, konsisten, dan
menekan jumlah redudansi. Faktor yang perlu dipertimbangkan adalah :
ü Denormalisasi membuat implementasi lebih kompleks
ü Denormalisasi selalu mengorbankan fleksibilitas
ü Denormalisasi akan membuat cepat dalam retrieve data tetapi lambat
dalam update.
Ukuran performa dari suatu perancangan basis data dapat dilihat dari sudut
pandang tertentu yaitu melalui pendekatan efisiensi data (Normalisasi) atau
pendekatan efisiensi proses (Denormalisasi). Efisiensi data dimaksudkan untuk
meminimalkan kapasitas disk, dan efisiensi proses dimaksudkan untuk
mempercepat proses saat retrieve data dari basis data.
Langkah kesembilan : Memonitor dan memasang sistem operasi. Bertujuan untuk
memonitor sistem operasi, meningkatkan performa dan menentukan perancangan
sistem yang tepat atau menggambarkan perubahan kebutuhan.
Pengertian Basis
Basis data dapat didefinisikan dalam sejumlah sudut pandang, seperti
menurut Connolly (2002,p14), definisi basis data adalah kumpulan data yang
dihubungkan secara bersama-sama, dan gambaran dari data yang dirancang untuk
memenuhi kebutuhan informasi dari suatu organisasi. Berbeda dengan sistem file
yang menyimpan data secara terpisah, pada basis data data tersimpan secara
terintegrasi. Basis data bukan menjadi milik dari suatu departemen tetapi
sebagai sumber daya perusahaan yang dapat digunakan bersama.
Menurut Date (1990,p5), definisi dari basis data adalah kumpulan
terintegrasi dari file yang merupakan representasi data dari suatu model enterprise.
Sedangkan menurut Fathansyah (1999,p2), basis data adalah :
· Himpunan kelompok data (arsip) yang saling berhubungan yang diorganisasi
sedemikian rupa agar kelak dapat dimanfaatkan kembali dengan cepat dan mudah.
§ Kumpulan data yang saling berhubungan yang disimpan secara bersama
sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redudansi) yang tidak perlu, untuk
memenuhi berbagai kebutuhan.
· Kumpulan file/ tabel/ arsip yang saling berhubungan yang disimpan
dalam media penyimpanan elektronis.
Data dalam basis data disimpan dalam tiga struktur, yaitu file,
tabel atau objek. File terdiri darirecord dan field, tabel
terdiri dari baris dan kolom. Objek terdiri dari data dan instruksi program
yang memfungsikan data. Tabel terdiri dari kolom-kolom yang saling terkait,
seperti file yang terdiri darirecord yang saling terkait. File
didalam basis data dapat terhubung kepada beberapa tabel. Dalam sebuah tabel,
data pada tiap kolom terdiri dari ukuran dan tipe yang sejenis (char/ numeric).
Keuntungan dari basis data:
·
Mengurangi duplikasi data
·
Meningkatkan integritas data
·
Memelihara independensi data
·
Meningkatkan keamanan data
·
Memelihara konsistensi data
·
Manipulasi data lebih canggih
·
Mudah untuk digunakan
·
Mudah untuk di akses
Kekurangan:
·
Sistem lebih rumit, jadi memerlukan tenaga ahli dalam disain, program dan
implementasi
·
Lebih mahal
·
Bila ada akses yang tidak benar, kerusakan dapat terjadi
·
Karena semua data di tempat terpusat, kerusakan software dan hardware
dapat terjadi
·
Proses pemeliharaan dapat memakan waktu karena ukurannya yang besar
·
Proses back up data memakan waktu
Keakuratan
data dalam proses bisnis akan menjadi hal yang sangat penting terutama mengenai
datasecurity. Karena data tersebut diperlukan sebagai bahan pertimbangan
dalam proses pengambilan keputusan, baik untuk perekrutan, pendidikan dan
pelatihan serta penugasan security. Selain itu dengan basis data
prosesnya cepat dan mudah, karena terdapat software pembantu pada basis
data yang disebut Database Management System (DBMS) yang dapat
mengorganisasi, memanipulasi (mengubah, menyimpan, menghapus) maupun mengambil
data kembali. DBMS juga menerapkan mekanisme pengamanan data, pemakaian data
secara bersama, dan menjamin konsistensi data. Kemudahan dalam pengoperasian
ini dimaksudkan untuk pengguna demi meningkatkan kinerja pada bagian
operasional dalam mengolah data. Dan proses kecepatan berguna untuk menampilkan
data atau informasi tentang data security yang memiliki banyak record
dengan cepat tanpa memakan banyak waktu dalam mencari file yang
tersimpan di dalam arsip.
Oleh
karena itu untuk mendukung sistem informasi security yang efektif perlu
dirancang suatu sistem basis data security yang lebih komprehensif, sehingga
akan mempermudah dalam mengolah data – data yang dibutuhkan.
Siklus
Hidup Aplikasi Basis Data menurut Connoly dan Begg
Metodologi
perancangan basis data yang digunakan dalam penulisan ini adalah metodologi
yang dibuat oleh Connoly dan Begg seperti yang terlihat pada gambar berikut
ini.
Keterangan
gambar :
1. Database
planning
Yakni
kegiatan perencanaan, agar kegiatan di tiap-tiap stage pada siklus hidup
dapat direalisasikan seefektif dan seefisien mungkin.
2. System
Definition
Yakni kegiatan
menentukan ruang lingkup dan batasan pada aplikasi basis data, pengguna, dan
area aplikasi.
3. Requirements
collection and analysis
Yakni
kegiatan pengumpulan dan analisis informasi mengenai bagian dari perusahaan
yang akan didukung oleh aplikasi basis data.
4. Database
design
Yakni
kegiatan perancangan konseptual, logikal, dan fisikal pada basis data.
5. DBMS
selection (optional)
Yakni
kegiatan menyeleksi DBMS yang cocok untuk diterapkan pada aplikasi basis data.
6. Application
design
Yakni
kegiatan perancangan user interface dan program aplikasi yang akan
digunakan dan akan memproses basis data.
7. Prototyping
(optional)
Yakni
kegiatan membangun model pekerjaan atau kegiatan pada aplikasi basis data, yang
memungkinkan perancang atau pengguna untuk memvisualisasikan dan mengevaluasi
bagaimana tampilan dan kegunaan dari sistem yang dihasilkan.
8. Implementation
Membuat
bagian luar (external), konseptual, dan mendefinisikan basis data
internal, serta program aplikasi.
9. Data
conversion and loading
Yaitu
peralihan dengan pemuatan sistem lama ke sistem yang baru.
10. Testing
Dengan
menguji coba kesalahan atau error pada aplikasi basis data dan
memvalidasikan penentuan kebutuhan pengguna.
11. Operational
maintenance
Pada stage
ini aplikasi basis data secara penuh diterapkan, dimana sistem secara terus
menerus diawasi dan dipelihara. Akan sangat penting apabila kebutuhan yang baru
tergabung pada aplikasi basis data melalui stage sebelumnya pada siklus
hidup
Sebelum
adanya sistem basis data, sistem yang digunakan untuk mengelola data adalah
sistem fileatau dikenal juga dengan file-based system.
Menurut
Connoly (2002,p7), file-based system adalah kumpulan dari program
aplikasi yang berfungsi untuk menghasilkan laporan untuk pengguna. Tiap program
mempunyai dan mengelola datanya masing-masing.
File-based
system sebagai sistem penyimpanan dan pengurutan
data dengan cara mengumpulkan data-data yang sejenis, memberi judul atau label
dan melakukan index berdasarkan alfabet, untuk memudahkan proses
pencarian data kembali.
Sistem
ini menggunakan metode desentralisasi yang berarti masing-masing departemen
menyimpan dan mengontrol datanya masing-masing.
File-based
system menggunakan program aplikasi yang dapat
memproses data sehingga dapat menghasilkan laporan yang dapat digunakan oleh
masing-masing departemen yang mengelolanya.
Sistem
ini dapat bekerja dengan baik apabila jumlah data yang disimpan tidak terlalu
banyak, bahkan dapat bekerja dengan baik pada data dengan jumlah banyak tetapi
hanya bila proses yang dilakukan adalah simpan dan ambil data. Sistem mulai
tidak bekerja dengan baik saat diperlukan proses cek silang antar data, atau
saat data berhubungan dengan data lain.
Dari
keterangan di atas dapat diambil kesimpulan yaitu sistem file adalah
sistem penyimpanan data dengan sistem pengurutan tertentu dengan tingkat
keterkaitan antar file yang sangat rendah. Beberapa kekurangan dari
sistem file adalah:
1.
Duplikasi data
Karena
menggunakan metode desentralisasi, tiap departemen mempunyai file
masing-masing dan terjadinya duplikasi data tidak dapat dihindari. Duplikasi
data membuang biaya karena butuh tempat penyimpanan lebih, karena harus
memasukkan data lebih dari satu kali, dan dapat menyebabkan hilangnya
integritas data.
2. Pemisahan
dan isolasi data
Saat
data disimpan pada beberapa file, akan ada kesulitan saat kita perlu
memproses suatu data yang berhubungan dengan data di file yang berbeda.
3.
Ketergantungan data
Apabila
data dalam beberapa file saling terkait maka bila kita ingin mengubah
suatu spesifikasi dari data, misalnya mengubah nama field, maka kita
harus mengetahui semua filedan data yang terhubung dan memodifikasi
semua file dan data tersebut. Proses ini membutuhkan waktu yang tidak
sebentar.
4.
Ketidaksesuaian format
Struktur
dari suatu file tergantung dari bahasa pemrograman yang membangunnya.
Bila filedibangun menggunakan COBOL maka filefile yang dibangun
menggunakan C. tersebut belum tentu bisa digabungkan
dengan
5.
Peningkatan jumlah program aplikasi secara cepat
Hal ini
dapat menyebabkan kesulitan dalam pemeliharaan file sehingga dapat menyebabkan tidak sesuainya hasil yang diharapkan.
Karena beberapa kekurangan inilah maka
dikembangkan sistem baru yaitu basis data.
MODEL DATA DAN BENTUKNYA
Model data adalah sekumpulan cara / peralatan / tool
untuk mendeskripsikan
data-data, hubungannya satu sama lain, semantiknya, serta batasan
konsistensi.
data-data, hubungannya satu sama lain, semantiknya, serta batasan
konsistensi.
Ada dua model data, yaitu : Entity Relationship
Diagram (ERD) dan model
relasional. Keduanya menyediakan cara untuk mendeskripsikan perancangan
basis data pada peringkat logika.
relasional. Keduanya menyediakan cara untuk mendeskripsikan perancangan
basis data pada peringkat logika.
* Model ERD atau Conceptual Data Model (CDM) : model
yang dibuat
berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar
yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-
entitas itu.
* Model Relasional atau Physical Data Model (PDM) : model yang menggunakan
sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data
tersebut. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom di mana setiap kolom
memiliki nama yang unik.
berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar
yang dinamakan entitas (entity) serta hubungan (relationship) antara entitas-
entitas itu.
* Model Relasional atau Physical Data Model (PDM) : model yang menggunakan
sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data
tersebut. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom di mana setiap kolom
memiliki nama yang unik.
Bangun sebuah ER-Diagram untuk perusahaan asuransi
mobil yang costumer–
costumernya masing-masing memiliki satu atau lebih mobil. Setiap mobil
memiliki 0 sampai banyak catatan kecelakaan. Serta bangun tabel-tabel untuk
ER-diagram!
costumernya masing-masing memiliki satu atau lebih mobil. Setiap mobil
memiliki 0 sampai banyak catatan kecelakaan. Serta bangun tabel-tabel untuk
ER-diagram!
* Strong entity (entitas kuat) : entitas yang mandiri,
yang keberadaannya tidak
bergantung pada keberadaan entitas yang lainnya. Instansiasi entitas kuat
selalu memiliki karakteristik yang unik disebut identifier (sebuah atribut tunggal
atau gabungan atribut-atribut yang secara unik dapat digunakan untuk
membedakannya dari entitas kuat yang lain).
bergantung pada keberadaan entitas yang lainnya. Instansiasi entitas kuat
selalu memiliki karakteristik yang unik disebut identifier (sebuah atribut tunggal
atau gabungan atribut-atribut yang secara unik dapat digunakan untuk
membedakannya dari entitas kuat yang lain).
* Weak entity (entitas lemah) : entitas yang
keberadaannya sangat bergantung pada keberadaan entitas yang lainnya. Entitas
lemah tidak memiliki arti apa-apa dan tidak dikehendaki kehadirannya dalam
diagram ER tanpa kehadiran entitas di mana mereka bergantung.
Entitas di mana entitas lemah bergantung dinamakan
identifying owner. Entitas lemah tidak memiliki identifier sendiri. Secara
umum, dalam diagram ER entitas lemah memiliki atribut yang berperan sebagai
partial identifier (identifier yang berfungsi secara sebagian).
Agregasi adalah suatu keadaan di mana suatu relasi
hanya dapat direalisasikan setelah relasi yang lain ada terlebih dahulu. Relasi
yang bertipe agregasi tidak dimungkinkan ada jika relasi yang menjadi
prasyaratnya tidak terealisasi.
Contoh agregasi :
Sesungguhnya agregasi dapat dipandang sebagaimana
relasi pada umumnya
(yang menghubungkan 2 entitas). Karena relasi ini dibentuk dari relasi lain
(relasi prasyarat) yang secara kronologis lebih dulu terbentuk, maka
pengimplementasiannya juga harus dilakukan setelah relasi prasyarat tersebut
terimplementasikan. Selanjutnya kita tinggal meninjau derajat relasi dari relasi
agregasinya.
(yang menghubungkan 2 entitas). Karena relasi ini dibentuk dari relasi lain
(relasi prasyarat) yang secara kronologis lebih dulu terbentuk, maka
pengimplementasiannya juga harus dilakukan setelah relasi prasyarat tersebut
terimplementasikan. Selanjutnya kita tinggal meninjau derajat relasi dari relasi
agregasinya.
Jika terdapat kejadian sebagai berikut :
Bagaimana jika terdapat set entitas yang sama muncul
beberapa kali dalam satu
set ER-Diagram. Mengapa hal ini harus dihindari?
Jelaskan!
* Untuk menghindari redundancy
* Menghemat penyimpanan (storage) data
* Mengurangi efektifitas dan kecepatan akses
* Untuk menghindari terjadinya asinkronisasi data pada saat diupdate
* Menghemat penyimpanan (storage) data
* Mengurangi efektifitas dan kecepatan akses
* Untuk menghindari terjadinya asinkronisasi data pada saat diupdate
Desain sebuah generalisasi– spesialisasi hirarki untuk
sebuah perusahaan
kendaraan bermotor. Perusahaan menjual sepeda motor, passenger car, van,
dan bis. Tentukan penempatan atribut Anda pada setiap level hirarki.
kendaraan bermotor. Perusahaan menjual sepeda motor, passenger car, van,
dan bis. Tentukan penempatan atribut Anda pada setiap level hirarki.
* Total constraint adalah constraint yang mana data
dalam entitas yang memiliki
constraint tersebut terhubung secara penuh ke dalam entitas dari relasinya.
* Constraint partial adalah constraint yang mana data dalam entitas yang
memiliki constraint tersebut terhubung ke dalam entitas dari relasinya.
constraint tersebut terhubung secara penuh ke dalam entitas dari relasinya.
* Constraint partial adalah constraint yang mana data dalam entitas yang
memiliki constraint tersebut terhubung ke dalam entitas dari relasinya.
* Entity 1 to entity 2 : kardinalitas : one to many
dengan detail minimal 0 dan
maksimalnya banyak. Dependensi : entitas 1 dan entitas 2 tidak saling
ketergantungan.
* Entity 2 to entity 1 : kardinalitas : many to one dengan detail minimal 1 dan
maksimalnya 1. Dependensi : entitas 1 dan entitas 2 tidak saling
ketergantungan.
maksimalnya banyak. Dependensi : entitas 1 dan entitas 2 tidak saling
ketergantungan.
* Entity 2 to entity 1 : kardinalitas : many to one dengan detail minimal 1 dan
maksimalnya 1. Dependensi : entitas 1 dan entitas 2 tidak saling
ketergantungan.
Relasi dua :
* Entity 3 to entity 4 : kardinalitas : one to many
dengan detail minimal 0
maksimalnya banyak. Dependensi : entitas 3 dan entitas 4 tidak saling
ketergantungan.
* Entity 4 ke entity 3 : kardinalitas : many to one dengan detail minimal 1
maksimal 1. Dependensi : entitas 4 dan entitas 3 tidak saling ketergantungan.
maksimalnya banyak. Dependensi : entitas 3 dan entitas 4 tidak saling
ketergantungan.
* Entity 4 ke entity 3 : kardinalitas : many to one dengan detail minimal 1
maksimal 1. Dependensi : entitas 4 dan entitas 3 tidak saling ketergantungan.
Relasi tiga
* Entity 5 to entity 6 dan Entity 6 to entity 5 :
kardinalitas : one to one dengan
detail minimal 0 maksimalnya 1. Dependensi : entitas 5 dan entitas 6 tidak
saling ketergantungan.
detail minimal 0 maksimalnya 1. Dependensi : entitas 5 dan entitas 6 tidak
saling ketergantungan.
Relasi empat
* Entity 7 to entity 8 : kardinalitas : one to one
dengan detail minimal 0
maksimalnya 1. Dependensi : entitas 7 dan entitas 8 tidak saling
ketergantungan.
* Entity 8 ke entity 7 : kardinalitas : one to one dengan detail minimal 1
maksimal 1. Dependensi : entitas 8 dan entitas 7 tidak saling ketergantungan.
Relasi lima
maksimalnya 1. Dependensi : entitas 7 dan entitas 8 tidak saling
ketergantungan.
* Entity 8 ke entity 7 : kardinalitas : one to one dengan detail minimal 1
maksimal 1. Dependensi : entitas 8 dan entitas 7 tidak saling ketergantungan.
Relasi lima
* Entity 9 to entity 10 : kardinalitas : many to many
dengan detail minimal 0
maksimalnya banyak. Dependensi : entitas 9 dan entitas 10 tidak saling
ketergantungan.
maksimalnya banyak. Dependensi : entitas 9 dan entitas 10 tidak saling
ketergantungan.
* Entity 10 ke entity 9 : kardinalitas : many to many
dengan detail minimal 1
maksimal banyak. Dependensi : entitas 10 dan entitas 9 tidak saling
maksimal banyak. Dependensi : entitas 10 dan entitas 9 tidak saling
ketergantungan.
Relasi tujuh
* Entity 13 to entity 14 : kardinalitas : one to many
dengan detail minimal 0
maksimalnya banyak. Dependensi : entitas 13 menjadi parent dari entitas 14.
maksimalnya banyak. Dependensi : entitas 13 menjadi parent dari entitas 14.
* Entity14 ke entity 13 : kardinalitas : many to one
dengan detail minimal 1
maksimal 1. Dependensi : entitas 14 tergantung kepada entitas 13. Normalisasi adalah proses penyusunan data untuk mengurangi terjadinya
duplikasi dan inkonsistensi.
maksimal 1. Dependensi : entitas 14 tergantung kepada entitas 13. Normalisasi adalah proses penyusunan data untuk mengurangi terjadinya
duplikasi dan inkonsistensi.
* First Normal Form (1NF) : tidak boleh ada kelompok
yang berulang pada tabel,
penguraian atribut multivalued dan composit.
penguraian atribut multivalued dan composit.
* Second Normal Form (2NF) : atribut bukan kunci tidak
boleh bergantung pada
sebagian primary key, artinya atribut bukan kunci harus bergantung pada semua
atribut yang termasuk primary key à functional dependency pada primary key.
sebagian primary key, artinya atribut bukan kunci harus bergantung pada semua
atribut yang termasuk primary key à functional dependency pada primary key.
* Third Normal Form (3NF) : tidak boleh ada atribut
bukan kunci yang
bergantung pada atribut selain primary key.
bergantung pada atribut selain primary key.
* Boyce-Codd Normal Form (BCNF) : atribut yang
ditentukan bukan bagian dari
key attribute.
key attribute.
Perbedaan antara tahap 1NF dengan tahap BCNF :
* 1NF : tahap normalisasi dasar, yang mana masih belum
sampai pada tingkat
efektifitas maksimal, masih banyak kemungkinan terjadinya redundancy data
atau duplikasi data.
efektifitas maksimal, masih banyak kemungkinan terjadinya redundancy data
atau duplikasi data.
* BCNF : tahap normalisasi setelah 3NF , yang mana
efektifitas telah mencapai
maksimal, kemungkinan terjadinya redundancy data dan duplikasi data lebih
kecil daripada 1NF.
maksimal, kemungkinan terjadinya redundancy data dan duplikasi data lebih
kecil daripada 1NF.
Daftar Pustaka
2. CONTOH KASUS
2.1. KASUS PERANCANGAN BASIS DATA
KASUS PERANCANGAN BASIS DATA
Data yang terorganisir dengan baik
dapat menghasilkan Informasi, pengorganisasian data untuk mencegah terjadinya
duplikasi yang tidak diperlukan. Data yang terorganisasi dan saling berkaitan
antara satu sama lainnya merupakan Basis data (database). Sedangkan untuk
mengelola dan mengorganisasikan database yang dibangun dalam suatu Sistem
dibutuhkan suatu pengelolaan database yang di sebut dengan sistem manajemen
basis data (Database management system – DBMS).
DBMS merupakan software yang akan
menentukan bagaimana data diorganisasikan, disimpan, diubah, diambil kembali,
pengaturan mekanisme pengamanan data, mekanisme pemakaian data secara bersama.
Database telah mengalami perkembangan sejalan dengan
penelitian-penelitian para ahli, ada beberapa model database :
1. Hierarchical database
Adalah merupakan kumpulan record
yang dihubungkan satu sama lain yang membentuk struktur pohon
2. Network Database
Database yang terbentuk dari
sekumpulan record yang membentuk relasi dalam bentuk ring
3. Relational Database
Berisi kumpulan tabel, dimana setiap
tabel mempunyai nama dan struktur yang unik. Dalam setiap tabel, masing-masing
record data diorganisasikan dalam struktur yang sama dan memiliki field kunci
yang akan menjadi penghubung antara satu dengan lainnya
4. Web Warehause
Data warehouse (gudang data)
merupakan sebuah database dengan peralatan pembuatan laporan dan query yang
menyimpan data kini dan data historis secara terpusat,biasanya digunakan untuk
menyajikan laporan dan melakukan analisis guna mendukung pengambilan keputusan
manajerial.
Langkah-langkah yang harus di penuhi
dalam perancangan database adalah sebagai berikut :
a. Studi Kelayakan
Dalam merancang database studi
kelayakan adalah langkah pertama yang harus dilakukan untuk mendapatkan
informasi yang tepat sehingga dapat diterapkan dalam sebuah basisdata. Studi
kelayakan akan menghasilkan data mentah dalam pembuatan basisdata. Dalam studi
kelayakan ini digunakan untuk menginventaris kebutuhan dasar yang harus dipenuhi
agar tidak menggangu proses pengembangan sistem yang telah direncanakan.
Sesuai dengan database yang
dikembangankan pada soal nomor satu yaitu Pengembangan database Program
Perbaikan Gizi pada Puskesmas maka pada langkah ini informasi yang akan perlu
diketahui adalah sebagai berikut :
- Data-data apa saja yang dikumpulkan dan diolah yang
berhubungan dengan program gizi
- Masalah apa yang ditemui dalam pengolahan data
- Apakah di Program Gizi mempunyai Komputer
- Dalam pengolahan data sekarang sudah menggunakan
software.
b. Rencana Pendahuluan.
Langkah ini merupakan langkah yang
menentukan lingkup sistem yang diakan di bangun. Pada tahap ini akan dibuat
diagram alir data yaitu DFD (Data Flow Diagram). Bentuk DFD digunakan untuk
mendokumentasikan proses berjalannya sistem yang sedang dibangun, termasuk
entitas sumber-sumber masukan dan hasilnya atau keluaran. Fungsi DFD untuk
menggambarkan secara rinci mengenai sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi
yang berhubungan satu sama lain dengan menunjukan dari dan dan kemana data
mengalir serta penyimpanannya.
c. Menganalisa Sistem
Pada langkah ini dilakukan analisa
data yang dibutuhkan, Penganalisaan ini dapat dilakukan secara langsung, yaitu
dengan mendatangi langsung tempat atau objek yang dijadikan sistem implementasi.
Proses analisa ini dapat dilakukan
melalui wawancara atau dengan mencari data pada objek tujuan sehingga validasi
data tercapai. Data-data yangyang valid tersebut siap diimplentasikan kedalan
sistem database
d. Merancang Sistem
Perancangan sistem yang dimaksud
adalah memisahkan data mentah menjadi kelompok data yang bisa disebut tabel.
Dengan mengimplentasikannya kedalam sistem yang terdistribusi dalam bentuk
database akan mempermudah melakukan tindakan lebih lanjut dalam implementasi.
Perancangan sistem ini akan menghasilkan penggambaran dengan bentuk yang lebih
jelas dan terkelompok yan di sebut Tabel.
Setiap tabel pada intinya berfungsi
untuk menyimpan suatu informasi data. Tabel yang dibuat harus memenuhi kriteria
untuk mempermudah pengolahan data seperti memasukan data (Insert), Peremajaan
data dari data lama menjadi data baru (Update), dan Proses Menghilangkan atau
menghapus data (Delete)
Disamping itu kriteria diatas ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan tabel antara lain :
- Tidak boleh ada baris data atau record yang sama
pada tabel
- Setiap tabel harus memiliki nama yang menjadi wakil
dari seluruh atribut/field didalamnya. Atribut yang menjadi wakil tidak boleh
kembar
- Tabel yang dibuat merupakan hasil analisa akhir
sehingga semua atribut bernilai tunggal dan tidak dapat dipecah lagi menjadi
field terkecil.
Berikut ini adalah contoh DB
Puskesmas dengan Tabel-tabel beserta Penjelasan hubungannya :
- Tabel Kepala Keluarga
Penjelasan Tabel diatas adalah sebagai berikut :
3.1.
1.
id_kk sebagai Primary Key yaitu data Integral 10 digit
2.
nama_kk berisi Nama Kepala Kelurga
3.
Tempat_lahir tempat dari Kepala Keluarga
4.
Tgl_lahir :Tanggal lahir dari Kepala Keluarga
5.
Sex berisi kategori laki-laki dan perempuan dari Kepala Keluarga
6. Pekerjaan adalah pekerjaan dari kepala keluarga yang berisi kategori PNS,
Swasta, Petani, Pedagang, Nelayan, Buruh,Tidak bekerja
7. Pendidikan adalah Tingkat
Pendidikan kepala keluarga berisi kategori PT, Akademi, SMU,SMP,SD,Tidak
Sekolah
8.
Alamat adalah Alamat Kepala Keluarga
9.
GAKIN berisi kategori : ya dan Tidak
- Tabel Data Anggota Keluarga
Penjelasan Tabel diatas adalah sebagai berikut :
3.2
1. id_Anggota_kk
sebagai Primary Key dari table Anggota_kk yaitu data Integral 10 digit
2.
id_kk adalah current key dari Tabel data_kk
3.
Nama : nama anggota Keluarga
4.
Tempat_lahir adalah Tempat Lahir dari anggota Keluarga
5.
Tgl_lahir adalah Tanggal Lahir dari anggota Keluarga
6. Sex adalah Jenis Kelamin dari anggota keluarg yang berisi kategori laki-laki
dan perempuan
7. Hubungan adalah hubungan dari anggota keluarga dengan kepala keluarga yang
berisi kategori : Isteri, Anak, Orang Tua, Saudara Kandung, dll
8. Pekerjaan adalah Pekerjaan dari anggota keluarga berisi kategori PNS,
Swasta, Petani, Pedagang, Nelayan, Buruh,Tidak bekerja
9. Pendidikan adalah Pendidikan dari anggota Keluarga berisi kategori
Sarjana,Diploma, SMU,SMP,SD,Tidak Sekolah
- Tabel Data Balita
Penjelasan Tabel diatas adalah sebagai berikut :
a. id_Balita sebagai Primary Key dari table Balita
yaitu data Integral 10 digit
b. id_Anggota_kk adalah current key dari Tabel
Angggota_kk
c. BB_wkt_lhr : adalah berat badan Balita Waktu Lahir
d. PB_wkt_lhr : adalah Panjang badan Balita Waktu
Lahir
e. KMS_Balita adalah Kepemilikan Kartu Menuju Sehat,
yang berisi kategori Ya dan Tidak
f. Asi_eks adalah Pemberian ASI 0 s/d 6 Bulan tanpa
makanan pendamping, yang berisi kategori Ya dan Tidak
4.
Pada
waktu merancang database, seringkali para calon pengguna menanyakan relevansi
database tersebut bagi proses pengambilan keputusan di organisasi mereka.
Bagaimana anda bisa meyakinkan bahwa database yang anda rancang dapat memenuhi
kebutuhan mereka? Informasi potensial apa saja yang dapat dihasilkan dari
desain yang telah anda rancang? Bagaimana informasi tersebut mendukung dan
terkait dengan konsep yang anda tawarkan.
Untuk bisa meyakinkan bahwa database yang dirancang
itu memenuhi kebutuhan maka dalam dalam perancangan database memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
a. Perancangan berbasis pemakai
Perancangan database berbasis
pemakai yaitu rancangan sistem harus berdasarkan kebutuhan pemakai, hal ini
bisa dilaksanakan pada tahapan analisa sistem yaitu menggali kebutuhan dari
pemakai
b. Perancangan secara iteratif
Disamping berbasis kebutuhan pemakai
dalam hal perancangan pengujian dan pengukuran database melibatkan pemakai, hal
ini dilakukan untuk agar database yang dirancang benar-benar merupakan
kebutuhan pemakai.
Berikut ini akan dijelaskan
Informasi potensial yang dapat dihasilkan pada rancangan database hubungannya
dengan konsep dasar pembuatan database yaitu untuk mempermudah dalam hal
pengambilan keputusan
Contoh Perancangan DB pada
puskesmas:
1. Jumlah Penduduk di
wilayah puskesmas berdasarkan Jenis Kelamin, Tingkat pendidikan, pekerjaan
2. Jumlah Keluarga
Miskin di wilayah puskemas, informasi ini dapat membantu pemerintah dalam
perncanaan kegiatan pengentasan kemiskinan dan dalam penyaluran bantuan bagi
keluarga miskin
3. Persentase Jumlah
Balita yang lahir dengan berat badan waktu lahir rendah, Tingginya Balita lahir
dengan berat badan rendah menggambarkan status gizi ibu sewaktu mengandung,
sehingga perlu peningkatan intervensi kegiatan yang diarahkan pada ibu hamil,
disamping itu informasi bayi lahir dengan berat badan rendah segera melakukan
pemberian makanan tambahan agar tidak menjadi balita gizi buruk.
4. Jumlah balita gizi
buruk, Gizi Kurang, dan gizi baik, informasi ini dapat digunakan untuk
merencanakan penanggulangan gizi buruk
5. Jumlah balita dalam suatu wilayah yang
telah mendapatkan vitamin A.
6. Dan beberapa
informasi tentang Program Gizi di wilayah Puskemas tersebut, semua itu dapat
dilakukan untuk Perencanaan Kegiatan.
5.
Teknologi
Informasi dan komunikasi (TIK) terus berkembang dengan pesat. Apa yang dapat
anda sarankan kepada organisasi anda dalam memilih, menggunakan dan memelihara
investasi TIK yang menjamin keberlangsungan, aksebilitas, kemanfaatan serta
keamanan Sistem Manajemen Basisdata yang ditawarkan.
Saran saya kepada organisasi dalam
memilih, menggunakan dan memelihara investasi TIK yang menjamin
keberlangsungan, kemanfaatan serta keamanan Sistem Manajemen Basisdata adalah
sebagai berikut :
a. Dalam Pemilihan Sofware database
memilih sofware yang opensource, yaitu program yang free atau bebas digunakan
oleh siapa saja tanpa harus membeli dan membayar lisensi kepada pembuatnya
b. Software database merupakan
database server, yang dapat memungkinkan dapat diakses bersama, atau dapat
dihubungkan dengan media internet
c. Software database dapat menyimpan
data berkapasitas sangat besar sampai dengan ukuran Gigabyte.
d. Software database memiliki
enskripsi password, sehingga tidak semua dapat mengaskesnya.
e. Sofware database yang multi user,
artinya database ini tidak hanya digunakan oleh sepihak orang akan tetapi
merupakan database yang dapat digunakan oleh banyak pengguna.
f. Software database yang memiliki
kecepatan dalam pembuatan tabel maupun peng- update-an table
Daftar Pustaka
2.2 STUDI KASUS DALAM MODEL DATABASE
STUDI KASUS DALAM MODEL DATABASE
Dalam suatu sistem informasi,
landasan yang utama adalah database dan implementasi prgoram. Database
yang tidak efektif dan implementasi program yang tidak terstruktur dapat
mempengaruhi performansi sistem informasi tersebut. Pengaruh desain terhadap database
sangatlah besar, termasuk desain data, tipe data maupun relasinya.
Pembuatan desain yang tidak dibangun dengan cermat dapat menyebabkan hilangnya
data yang dibutuhkan, data yang tidak konsisten, redundansi data, proses update
yang lambat dan banyak hal lain. Untuk menghindari hal tersebut, dibuatlah
beberapa contoh kasus yang dapat menunjukkan betapa pentingnya desain sebelum
pembuatan database yaitu pembuatan logical data model. Dari
contoh kasus yang diberikan, dapat dilihat bahwa desain mempengaruhi database
yang akan dibentuk.
Salah satu langkah dalam membangun
suatu sistem informasi adalah melakukan perancangan
database. Database merupakan jantung
dari system informasi. Data harus tersedia ketika user ingin
menggunakan, data juga harus akurat dan konsisten.
Selain dari requirement tersebut, tujuan dari desain database adalah
efisiensi penyimpanan data dan efisiensi pembacaan maupun update data.
Database merupakan
suatu koleksi data. Efektifitas dari database harus dapat memenuhi
kebutuhan :
· memastikan data agar dapat diakses
oleh banyak user pada banyak aplikasi,
· maintain data secara akurat
dan konsisten,
· memastikan data yang dibutuhkan
baik sekarang maupun yang akan datang dapat tersedia,
· database dapat memenuhi
kebutuhan sesuai dengan pertumbuhan user dan
· database dapat memenuhi
kebutuhan pembacaan data tanpa memperdulikan bagaimana data secara fisik
tersimpan.
Dari pengamatan yang dilakukan
penulis, masih ada beberapa orang yang memiliki tidak mempertimbangkan
efektifitas dalam mendesain database. Untuk menjelaskan lebih lanjut
pentingnya efektifitas database, dibuatlah beberapa contoh kasus dalam
desain logical data model.
LOGICAL DATA MODEL
Logical data model merupakan
pemodelan dari proses bisnis yang berfokus pada analisis data. Logical data
model dibangun oleh tiga notasi yaitu entiti, atribut dan relasi. Entiti
adalah tempat, obyek, kejadian maupun konsep pada lingkungan user dimana
diperlukan maintain data pada organisasi tersebut. Atribut adalah
karakteristik yang dimiliki tiap entiti. Relasi adalah hubungan asosiasi data
antar entiti.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan logical data model menurut Moss Larissa :
- Memeriksa definisi, semantik dan tipe data pada tiap entiti untuk mencari duplikasi obyek bisniskarena dapat tidak terlihat apabila nama yang digunakan berbeda.
- Memastikan tiap data pada entiti bahwa hanya memiliki satu pengenal yang unik (primary key), dimana termasuk apabila ada data lama yang dihapus dari database.
- Menggunakan aturan normalisasi untuk memastikan bahwa sebuah atribut hanya dimiliki oleh satu entiti saja.
- Mengadopsi aturan bisnis dengan obyek pada dunia nyata. Aturan bisnis ini memperlihatkan relasi data antar entiti.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pembuatan logical data model menurut Elmasri Ramez :
- Semantic atribut
Bagaimana menggambarkan relasi yang dapat
menggambarkan fakta yang ada.
- Memperkecil terjadinya data redundansi
Tujuan dalam pembuatan database adalah
mengoptimalkan penyimpanan data.
- Memperkecil terjadinya nilai null pada data
Null value dapat menyebabkan penyimpanan data yang
besar dan dapat terjadi kesalahpahaman dalam mengartikan suatu atribut. Null
value dapat diinterpretasikan sebagai :
(1) atribut ini tidak dimiliki oleh
data tersebut,
(2) nilai atribut tidak diketahui
dan
(3) nilai atribut diketahui tetapi
belum dicatat.
- Tiap entiti memiliki definisi/semantik yang jelas.
PENERAPAN LOGICAL DATA MODEL DALAM CONTOH KASUS
Contoh kasus 1
Gambar 1
menunjukkan relasi kepala departemen antara entiti Pegawai dengan Departemen
adalah 1 : 1 yang berarti satu orang pegawai hanya dapat mengepalai satu
departemen dan satu departemen hanya boleh dikepalai oleh satu orang pegawai.
Dilihat dari kenyataan yang terjadi, relasi tersebut adalah benar karena tidak
mungkin pada satu waktu, ada lebih dari satu pegawai yang mengepalai suatu
departemen dan begitu pula sebaliknya.
Gambar 1. Relasi entiti Pegawai dan
entitiDepartemen
Namun ternyata ketika terjadi
pergantian kepala departemen, data kepala departemen yang lama sudah tidak
dapat lagi diketahui. Dengan kata lain, database tidak menyediakan
penyimpanan data masa lampau. Oleh karena itu, desain gambar 1 ditambahkan
suatu entiti yang mencatat tanggal seorang pegawai menjabat suatu departemen,
sehingga dapat ditelusuri siapa saja yang pernah menjabat menjadi kepala
departemen suatu departemen (gambar 2).
No comments:
Post a Comment