SEKILAS
Benefit Cost
Ratio merupakan salah satu alat evaluasi kelayakan investasi. Pada pokok
bahasan ini akan dijelaskan cara perhitungan dan hasil akhirnya apakah layak
atau tidak.
PEMBAHASAN
Benefit Cost
Ratio merupakan salah satu metode kelayakan investasi. Pada dasarnya
perhitungan metode kelayakan investasi ini lebih menekankan kepada benefit
(manfaat) dan perngorbanan (biaya/ cost) suatu invetasi, bisa berupa usaha,
atau proyek. Pada umumnya jenis invetasi yang sering digunakan adalah
proyek-proyek pemerintah dimana benefitnya jenis benefit langsung, manfaatnya
akan terasa langsung pada masyarakat banyak.
Sebagai contoh
dari proyek pemerintah adalah proyek pembangunan jalan tol Pasupati. Nilai
benefit atau manfaat yang bisa didapatkan dari proyek tersebut misalnya
efisiensi waktu tempuh antara Jakarta-Bandung, kenyamanan berkendara karena
jalan yang dipakai dibuat senyaman mungkin dan peningkatan produktivitas lahan
tersebut. Namun tidak hanya mendatangkan manfaat saja, investasi juga
mendatangkan pengorbanan yang digolongkan kedalam cost. Jadi suatu invetasi
atau proyek tidak bisa terlepas dari benerfit dan cost.
Benefit cost
ratio analysis secara matematis merupakan perbandingan nilai ekuivalen semua
benefit terhadap nilai ekuivalen semua biaya. Perhitungan ekuivalensi bisa
menggunakan salah satu dari beberapa analisis. Contohnya :
B/C=
PWbenefit/(PW cost)= FWbenefit/FWcost=AWbenefit/AWcost
Untuk kriteria pengambilan keputusan untuk alternatif
tunggal adalah dengan cara melihat nilai dari B/C apakah besar dari sama dengan
satu atau kecil dari satu.
-Jika B/C ≥ 1 , maka alternatif investasi atau proyek
layak (feasible), diterima
-Jika B/C < 1 , maka alternatif investasi atau
proyek tidak layak (not feasible)
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk
membeli peralatan baru seharga Rp.35.000.000. Dengan peralatan baru itu bisa
dilakukan penghematan sebesar Rp.500.000 per tahun selama 5 tahun. Pada akhir
tahun ke 5 peralatan itu memiliki nilai jual sebesar 40.000.000. apabila
tingkat pengembalian 9% per tahun. Apakah pembelian peralatan baru tersebut
menguntungkan?
Penyelesaian :
Dengan menggunakan pendekatan present worth maka semua
biaya dan benefit ditarik ke present
B/C=
(500.000 (P/A,9%,5)+40.000.000 (P/F,9 %,5))/35.000.000
B/C=
(500.000 (3,88966)+40.000.000 (0,64993))/35.000.000
B/C=
0,79
karena kurang dari 1 maka investasi pembelian
peralatan baru tidak layak atau tidak menguntungkan.
Alternatif Majemuk
Analisis Benefit Cost Ratio banyak merupakan
alternatif yang jumlahnya lebih dari satu. Untuk menghitung analisis alternatif
banyak maka harus dilakukan secara inkremental seperti pada rate of return.
Kriteria pengembalian keputusan berdasarkan nilai B/C yang diperoleh. Jika dari
2 alternatif yang dibandingkan diperoleh nilai B/C ≥1 , maka alternatif
dengan biaya yang lebih besarlah yang dipilih. Namun jika dari dua alternatif
yang dibandingkan diperoleh nilai B/C<1, maka alternatif dengan biaya yang
lebih kecil yang dipilih
Contoh :
Sebuah perusahaan akan membeli sebuah mesin untuk
meningkatkan pendapatannya. Dual alternatif mesin dengan usia pakai
masing-masing sama yaitu 10 tahun ditawarkan kepada perusahaan :
Mesin
|
Harga beli
|
Keuntungan per tahun
|
Nilai sisa di
akhir usia pakai (Rp)
|
X
|
3.000.000
|
700.000
|
1.000.000
|
Y
|
3.500.000
|
800.000
|
1.500.000
|
Dengan MARR 15% per tahun, tentukan mesin yang harus
dibeli
Penyelesaian :
urutan alternatif : Do Nothing (DN), Mesin X, Mesin Y
urutan alternatif : Do Nothing (DN), Mesin X, Mesin Y
membandingkan DN dengan mesin X
DN (1)
|
Mesin X (2)
|
Inkremental
(3)=(2) – (1)
|
|
0
|
0
|
-3.000.000
|
-3.000.000
|
1-9
|
0
|
700.000
|
700.000
|
10
|
0
|
1.700.000
|
1.700.000
|
B/C=
(700.000 (P/A,15%,10)+1.000.000 (P/F,15%,10))/3.000.000
B/C=
(700.000 (5,01877)+1.000.000 (0,24718))/3.000.000
B/C= 1,25
, Nilai B/C ≥ 1, pembelian X layak dilakukan
Membandingkan mesin X dan mesin Y :
Tahun
|
Mesin X (1)
|
Mesin Y (2)
|
Inkremental
(3)=(2) – (1)
|
0
|
-3.000.000
|
-3.500.000
|
500.000
|
1-9
|
700.000
|
800.000
|
100.000
|
10
|
1.700.000
|
2.300.000
|
600.000
|
*1,7 juta dan 2,3 juta merupakan penjumlahan annual
benefit dengan salvage value
B/C=
(100.000 (P/A,15%,10)+500.000 (P/F,15%,10))/500.000
B/C= (100.000
(5,01877)+500.000 (0,24718))/500.000
B/C= 1,24
,
Nilai B/C ≥ 1, pembelian Y layak dilakukan, namun
sebelum itu, untuk kasus dengan banyak alternatif yang bertipikal
mutually exclusive, maka jika 2 alternatif menghasilkan Nilai B/C ≥ 1, maka
lihat cost yang paling tinggi. Maka dengan perhitungan B/C dan nilai cost yang
tinggi, alternatif jatuh pada alternatif Y.
Contoh soal berbeda alternatif, dengan berbeda usia
pakai.
Sebuah perusahaan sedang mempertimbangkan untuk
mengganti mesin lama dengan mesin baru. Tiga buah alternatif tersedia dengan
data sebagai berikut :
A
|
B
|
C
|
|
Investasi
awal (Rp.)
|
6.000.000
|
12.000.000
|
15.000.000
|
Keuntungan/tahun
|
700.000
|
1.000.000
|
1.200.000
|
Usia pakai
(tahun)
|
10
|
20
|
20
|
Mesin baru yang akan dibeli direncanakan untuk
digunakan selama 20 tahun. Oleh karena usia pakai mesin A hanya 10 tahun, maka
pada akhir tahun ke-10, mesin itu dapat digunakan dengan mesin lain dengan
konsekuensi ekonomi yang sama. Setiap alternatif tidak memiliki nilai sisa.
Tentukan mesin mana yang layak dibeli jika menggunakan MARR 6% per tahun
Penyelesaian
Urutan alternatif : DN,A,B,C
àmembandingkan DN dengan mesin A :
Tahun
|
DN (1)
|
Mesin A (2)
|
Inkremental
(3)=(2) – (1)
|
0
|
0
|
-6.000.000
|
-6.000.000
|
1-9
|
0
|
700.000
|
700.000
|
10
|
0
0
|
-6.000.000
700.000
|
-6.000.000
700.000
|
11-20
|
0
|
700.000
|
700.000
|
B/C=
(700.000 (P/A,6%,20))/(6.000.000+6.000.000(P/F,6%,10))
B/C=
(700.000 (11,46992))/(6.000.000+6.000.000(0,55839))
B/C=
8.028.944/9.350.340=0,85 Nilai B/C< 1,pembelian A tidak layak
dilakukan.
Sehingga perhitungan B/C yang dibandingkan adalah
alternatif DN, dengan B
Tahun
|
DN (1)
|
Mesin B (2)
|
Inkremental
(3)=(2) – (1)
|
0
|
0
|
-12.000.000
|
-12.000.000
|
1-20
|
0
|
1.000.000
|
1.000.000
|
B/C=
(1.00.000 (P/A,6%,20))/12.000.000
B/C=
(1.000.000 (11,46992))/12.000.000
B/C=
11.469.920/12.000.000=0,95 Nilai B/C< 1,pembelian B tidak layak
dilakukan.
Dari 2 perhitungan B/C diatas masing-masing
menghasilkan nilai yang kurang dari satu, maka apabila hal ini terjadi, lihat
alternatif yang memiliki cost terkecil. Alternatif DN masing unggul,
sehingga alternatif perhitungan selanjutnya adalah DN dengan alternatif C.
àmembandingkan DN dengan mesin C :
Tahun
|
DN (1)
|
Mesin C (2)
|
Inkremental
(3)=(2) – (1)
|
0
|
0
|
-15.000.000
|
-15.000.000
|
1-20
|
0
|
1.200.000
|
1.200.000
|
B/C=
(1.20.000 (P/A,6%,20))/15.000.000
B/C=
(1.200.000 (11,46992))/15.000.000
B/C= 13.763.904/15.000.000=0,91
Nilai B/C< 1,pembelian C tidak layak dilakukan.
Maka kesimpulanya, diantara 3 alternatif A,B,C tidak
ada yang layak atau menguntungkan, sehingga, dengan tidak mengambil ketiga
alternatif tersebut merupakan jalan yang terbaik (Do Nothing)
No comments:
Post a Comment