Fuzzy
Multiple Attribute Decision Making (FMADM) adalah suatu metode yang
digunakan untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan
kriteria tertentu. Inti dari FMADM adalah menentukan nilai bobot untuk setiap
atribut, kemudian dilanjutkan dengan proses perankingan yang akan menyeleksi
alternatif yang sudah diberikan.
Pada dasarnya, ada tiga pendekatan
untuk mencari nilai bobot atribut, yaitu pendekatan subyektif, pendekatan
obyektif dan pendekatan integrasi antara subyektif dan obyektif. Masing-masing
pendekatan memiliki kelebihan dan kelemahan. Pada pendekatan subyektif, nilai
bobot ditentukan berdasarkan subyektifitas dari para pengambil keputusan,
sehingga beberapa faktor dalam proses perankingan alternatif dapat ditentukan
secara bebas. Sedangkan pada pendekatan obyektif, nilai bobot dihitung secara
matematis sehingga mengabaikan subyektifitas dari pengambil keputusan
(Kusumadewi, 2007).
Ada beberapa metode yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah FMADM, antara lain (Kusumadewi, 2006) :
1. Simple Additive Weighting (SAW)
2. Weighted Product (WP)
3. ELECTRE
4. Technique for Order Preference by Similarity to Ideal
Solution (TOPSIS)
5. Analytic Hierarchy Process (AHP)
Algoritma Fuzzy
Multiple Attribute Decision Making adalah :
1. Memberikan nilai
setiap alternatif (Ai) pada setiap kriteria (Cj) yang
sudah ditentukan, dimana nilai tersebut diperoleh berdasarkan nilai crisp; i=1,2,…m dan j=1,2,…n.
2. Memberikan
nilai bobot (W) yang juga didapatkan berdasarkan nilai crisp.
3. Melakukan normalisasi
matriks dengan cara menghitung nilai rating kinerja ternormalisasi (rij)
dari alternatif (Ai) pada atribut (Cj) berdasarkan
persamaan yang disesuaikan dengan jenis atribut (atribut keuntungan / benefit = MAKSIMUM atau atribut biaya / cost = MINIMUM). Apabila berupa atribut
keuntungan maka nilai crisp (xij)
dari setiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp MAX (MAX xij) dari tiap kolom, sedangkan untuk
atribut biaya, nilai crisp MIN (MIN xij)
dari tiap kolom atribut dibagi dengan nilai crisp
(xij) setiap kolom.
4. Melakukan
proses perankingan dengan cara mengalikan matriks ternormalisasi (R) dengan
nilai bobot (W).
5. Melakukan
nilai preferensi untuk setiap alternatif (Vi) dengan cara
menjumlahkan hasil kali antara matriks ternormalisasi (R) dengan nilai bobot
(W). Nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif
lebih terpilih (Kusumadewi, 2007).
No comments:
Post a Comment